Saturday, June 20, 2015

Anak Autism Spectrum Disorder (ASD) Juga Bisa Duduk di Bangku Kuliah


Kata Autis berasal dari kata auto yang berarti sendiri. Istilah autis pertama kali dikenalkan oleh Leo Kanner pada 1943. Kanner mendeskripsikan gangguan ini sebagai ketidakmampuan untuk berinteraksi dengan orang lain. Sedangkan dalam Longman Dictionary of Language Teaching and Applied Linguitics, autis adalah ganguan pada orang yang merusak komunikasi dan interaksi sosial. Jadi, kata ini merujuk kepada seseorang yang suka menyendiri dan seakan-akan memiliki dunianya sendiri.
Kelainan ini sering dikenal dengan Autism Spectrum Disorder (ASD). Penyebab dari ASD ini masih sulit ditemukan namun dugaan sementara adalah faktor genetik dan faktor lingkungan. Ciri-ciri anak pengidap ASD ialah tidak memiliki kontak mata terhadap lawan tuturnya dan sering menyendiri.
Kebanyakan anak ASD bersekolah di sekolah luar biasa dan tidak banyak yang melanjutkan ke perguruan tinggi. Lain halnya dengan anak-anak pengidap ASD yang berkuliah di Politeknik Negeri Jakarta (PNJ). Anak-anak ini melanjutkan sekolahnya hingga ke perguruan tinggi (PNJ). Akan tetapi, mereka dapat duduk dibangku perkuliah bukan tanpa syarat. Ada persyaratan yang harus mereka penuhi agar bisa menjadi mahasiswa di PNJ. Salah satunya adalah lulus SMA.
Saya melakukan perbincangan dengan salah satu mahasiswa PNJ yang mengidap ASD. Dari hasil perbincangan tersebut, diketahui bahwa ia merupakan lulusan Sekolah Global Mandiri. Sekolah ini merupakan sekolah swasta yang cukup baik dikawasan Cibubur. Selain itu, selama interaksi berlangsung tidak terlalu terlihat berbedaan yang mencolok. Ia menggunakan bahasa yang baik dan benar namun sedikit terlalu formal. Pada saat perbincangan berlangsung, kontak mata terjadi namun tidak terlalu sering. Di akhir perbincangan pun ia sempat meminta nomor telepon untuk bisa saling berinteraksi dikemudian hari. Hal ini saya tanggapi dengan positif dengan bertukar nomor telepon.

Dari perbincangan tersebut, saya dapat menyimpulkan bahwa dengan penanganan yang tepat, anak dengan ASD juga dapat melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Selain itu, dengan kemauan yang besar dan tekad yang kuat dari sang anak, melanjutkan sekolah hingga bangku kuliah adalah bukan hal yang mustahil. Tentunya hal ini tidak lepas dari peran serta orang tua yang menerima keadaan anaknya dan melakukan penanganan dini dan instensif sehingga kelainan ASD dapat berkurang.

No comments:

Post a Comment