Saturday, June 20, 2015

Analisis Wacana Naratif: Kisah Dibalik Profesi Guru


1.      Pendahuluan
Wacana merupakan gambaran dari suatu ide atau gagasan. Bentuk dari sebuah wacana sangat bervariasi, ada yang tertuang dalam bentuk tulis dan ada pula dalam bentuk lisan. Bahkan, ide atau gagasan yang masih belum tertuang pun dapat dikatakan sebagai wacana.
Selain itu, dalam wacana bahasa digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan ide atau gagasannya. Seperti yang disampaikan Johnstone (2008: 2), wacana merupakan alat komunikasi aktual yang menggunakan bahasa sebagai medianya. Dengan demikian, bahasa memiliki peran yang penting karena bahasa merupakan satu-satunya media untuk berwacana. Menurut Harris (dalam Kridalaksana, 2008: 259), wacana merupakan satuan bahasa terlengkap. Hal ini disebabkan karena biasanya wacana direalisasikan dalam suatu bentuk karangan yang utuh.
Salah satu contoh wacana ialah narasi. Narasi mencatat pengalaman manusia melalui pembangunan dan rekonstruksi cerita pribadi (Webster & Mertova, 2007). Artinya, narasi merupakan sarana untuk memaknai pengalaman hidup manusia. Webster & Mertova (2007) mengatakan bahwa manusia memahami kehidupannya berdasarkan pada narasi yang mereka miliki. Maka dari itu, kisah pengalaman hidup manusia selalu menarik untuk diperbincangkan karena hanya melalui kisah hidup pengalaman dapat dipelajari dengan sebaik-baiknya. Terutama jika kisah tersebut berkenaan dengan jalan hidup seseorang yang menentukan fase hidup selanjutnya seperti dalam pemilihan profesi.
Profesi yang dijalanin setiap orang pada saat ini tidak terlepas dari kisah yang melatarbelakanginya. Baik profesi itu dimaknai sebagai takdir ataupun pilihan pasti tetap ada kisah dibalik pemilihan profesi tersebut. Kisah inilah yang diangkat dalam penelitian ini. Kisah dari peristiwa-peristiwa yang terjadi sebagai penentu profesi yang dijalani.



Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini mengkaji empat hal. Pertama, penelitian ini ingin mengkaji apakah semua elemen yang diajukan Labov Waletzky (1976) ada dalam setiap wacana naratif lisan. Jika tidak, maka elemen apa yang paling sering muncul dalam narasi lisan tersebut. Lalu, Bagaimana alur cerita dalam narasi lisan. Yang terakhir adalah bagaimana pandangan responden mengenai profesi guru  dan dimana letak pandangan tersebut berada.

2.      Teori Narasi dalam Wacana Lisan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, narasi ialah cerita atau deskripsi suatu kejadian atau peristiwa. Dengan kata lain, narasi digunakan untuk menceritakan suatu kejadian atau peristiwa yang telah terjadi. Herman dan Vervaeck (2001) mendefinisikan narasi sebagai rentetan peristiwa. Sedangkan, Gerald Prince (dalam Eriyanto, 2013) melihat narasi sebagai representasi dari peristiwa-peristiwa atau rangkaian peristiwa. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa suatu wacana dapat dikatakan sebagai narasi jika wacana tersebut terdiri dari rangkaian beberapa peristiwa. Sebuah narasi setidaknya terdiri dari dua klausa yang masing-masing klausa terdiri dari peristiwa yang berbeda sehingga ada suatu kronologi yang muncul (Labov dalam Johnstone, 2008).
Narasi dapat tertuang dalam bahasa tulis maupun lisan. Akan tetapi narasi yang berasal dari realita kehidupan manusia biasanya diceritakan melalui bahasa lisan. Labov dan Waletzky ialah dua socio-linguist yang melakukan penelitian terhadap narasi lisan melalui percakapan. Mereka mendefinisikan naratif sebagai salah satu metode rekapitulasi pengalaman masa lalu dengan cara mencocokkan urutan klausa verbal dan urutan peristiwa yang benar-benar yang berlangsung (Labov dan Waletzky, 1967).
Hasil dari penelitian Labov dan Waletzky (dalam Johnstone, 2008: 92) menghasilkan konsep dasar struktur narasi yang terdiri dari enam elemen. Berikut ialah elemen-elemennya:
a.     Abstrak (abstract)
Abstrak ialah ringkasan cerita yang berisi satu atau dua klausa. Fungsi dari abstak ini ialah untuk memulai cerita. Seperti yang disampaikan Johnstone (2008: 92) bahwa abstrak memberi informasi bahwa narator siap untuk bercerita. Biasanya, opik yang akan diceritakan akan dinyatakan pada elemen ini.
b.     Orientasi (orientation)
Orientasi memberikan informasi mengenai tokoh, situasi, tempat dan waktu (Renkema, 2004). Pada bagian ini, akan dideskripsikan tokoh yang ada dalam narasi tersebut, kapan peristiwa itu terjadi dan bagaimana situasi dalam narasi tersebut. Menurut Labov dan Waletzky (1976), tidak semua narasi memiliki elemen ini dan bagian ini pun sering terlewatkan dalam narasi yang diproduksi oleh anak-anak dan orang dewasa yang kurang dalam kemampuan verbalnya.
c.     Komplikasi (complication)
Komplikasi ialah peristiwa yang utama dalam sebuah narasi (Renkema, 2004; Labov & Waletzky, 1976).  Peristiwa yang masuk kategori ini, menurut Johnstone (2008: 93) akan meningkatkan ketegangan audience. Elemen ini terdiri dari beberapa klausa yang menjelaskan permasalahan yang terjadi. Puncak darir permasalahan tersebut sering disebut dengan klimaks.
d.     Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ialah peristiwa dimana penilaian terhadap kisah itu terjadi. Dalam elemen ini, narator (responden) menilai peristiwa yang ada pada narasi mereka sehingga mereka menemukan resolusi dari permasalahan yang terjadi. Elliot (2005) berpendapat bahwa evaluasi menunjukkan apa makna dari peristiwa tersebut bagi narator dan juga menunjukkan tujuan dari cerita agar cerita tersebut menjadi jelas bagi penonton.
e.     Resolusi (resolution)
Resolusi merupakan peristiwa yang menghilangkan ketegangan dan memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi. Selain itu, komplikasi pun teratasi pada elemen ini.
f.      Koda (coda)
Koda ialah kalimat penutup dalam suatu narasi. Menurut Labov dan Waletzky (1976), koda adalah sebuah perangkat fungsional (elemn) untuk kembali pada perspektif verbal pada saat cerita dimulai. Biasa pesan moral dari cerita tersebut terdapat pada elemen ini.
Dalam penelitian ini, elemen narasi yang dipaparkan Labov dan Waletzky (1976) di atas digunakan untuk melihat bangunan narasi yang diujarkan oleh responden.

3.      Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan purposive sampling sebagai teknik pemilihan samplenya. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah dokumentasi dengan menggunakan perekam suara. Data dalam penelitian ini ialah transkrip hasil wawancara yang dilakukan pada empat guru di SMP Quantum Indonesia. Setiap responden diberikan pertanyaan “Kenapa anda memilih guru sebagai profesi yang ditekuni sekarang?”. Dari pertanyaan tersebut diharapkan ada narasi yang muncul, akan tetapi bila narasi tidak muncul akan diajukan pertanyaan selanjutnya (“bagaimana awalnya anda memilih guru sebagai profesi anda?) untuk memgembangkan percakapan sehingga narasi akan muncul.
Setiap tuturan dari hasil transkrip wawancara yang mengandung narasi akan dikaji berdasarkan teori struktur narasi Labov dan Waletzky (1976). Narasi yang akan dikaji ialah kisah hidup para respoden saat menentukan profesi sebagai guru.
Langkah-langkah ilmiah yang diterapkan dalam penelitian ini adalah menentukan subjek analisis, menentukan teori analisis, mengumpulkan data, membuat transkrip hasil wawancara, menganalisis data dengan menggunakan teori strukrut narasi Labov dan Waletzky, dan membuat laporan penelitian.

4.     Hasil dan Pembahasan
4.1.  Analisa Struktur Narasi
Berikut ialah hasil analisa struktur narasi yang terdapat pada transkrip hasil wawancara berdasarkan teori Labov dan Waletzky (1976):
a.     Abstrak (Abstract)
Berdasarkan transkrip hasil wawancara, hanya 2 dari 4 responden (R) yang memunculkan abstrak dalam narasinya, yaitu R1 dan R4.



·      R1
Ujaran      : “Awalnya sih ga mau jadi guru”
Analisa     : Kalimat di atas ialah abstrak yang digunakan R1 untuk membuka ceritanya. Dari ujaran dia atas dapat diketahui bahwa topik yang akan dibicarakan R1 ialah guru bukan profesi yang ia inginkan.
·      R4
Ujaran       : “awalnya tu sebenernya berawal dari saya suka olahraga”.
Analisa     : Ujaran tersebut digunakan R4 untuk membuka ceritanya. Dari ujaran terbebut juga terlihat bahwa topik yang akan diceritakan selanjutnya adalah profesi yang akan dikaitkan dengan kesukaannya terhadap olahraga.
b.     Orientasi (Orientation)
Pada transkrip hasil wawancara, sebagian besar responden menerangkan tokoh dan hanya sebagian kecil yang memunculkan waktu.
·      R1
Ujaran            :  “Ni ya, awalnya pengennya saya jadi dokter,…”
Analisa      : R1 menampilkan tokoh pada elemen orientasinya. Ia memperkenalkan dirinya sebagai orang yang miliki cita-citanya untuk menjadi dokter.
·      R2
Ujaran      : “awalnya waktu pas sma itu termotifasi sama guru sama itu karena cara ngajarnya tu enak”
Analisa     : R2 menampilkan waktu dan tokoh. Waktu yang diungkapnya ialah pada saat R2 duduk dibangku SMA Berbeda dengan R1, R2 memunculkan tokoh guru smanya bukan tokohnya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa R2 sangat mengagumi guru tersebut.
·      R3
Ujaran      : “Awalnya saya bukan seseorang yang belajar tentang pendidikan. Saya backgroundnya adalah sastra dan sama sekali tidak belajar yang namanya pendidikan.”
Analisa     : Dalam tuturannya, R3 menerangkan tentang dirinya sendiri (tokoh) dan latar belakang pendidikannya. Jelas sekali, ia ingin memperkenalkan dirinya sebagai orang yang kompeten dalam dunia pendidikan walau ia sama sekali bukan berasal dari dunia pendidikan.
·      R4
Ujaran: “saya suka dulu waktu SD Karate kemudian suka main bola. Cuma yang lebih banyak tu saya tekuni sepak bola karena cita-citanya dulu ingin jadi atlet sepak bola. Karena suka main bola selain cita-cita jd pesepak bola, punya harapan juga kedepannya ingin jadi pelatih. Nah, pada saat itu zaman-zamannya SD eh SMP saya suka dibawa tu sama pelatih saya ke UNJ. saya ikut sekolah sepak bola dan kebetulan pelatih saya itu mahasiswa dari kepelatihan dari UNJ. Nah, di situ saya tertarik tu ngeliat kampusnya kok pelatih saya tu kuliahnya main bola, gerak-gerak gitu kayanya tu seru tu. Mungkin dengan cita-cita saya sebagai pemain bola atau emm pelatih mungkin gampang buat masuk situ. Akhirnya, berawal dari situ begitu lulus SMA…”
Analisa: Orientasi yang diceritakan R4 menerangkan tokoh dan waktu. Waktu yang diceritakan ialah mulai dari waktu SD, SMP, hingga SMA. Tokoh yang diungkapkan ada dua, yaitu pelatihnya dan dirinya sendiri. Pelatih SBBnya dimunculkan karena dianggap sebagai tokoh yang berperan penting dalam cerita ini. Selain itu, R4 menerangkan disinya sebagai seseorang yang mempunyai minat pada bidang olahraga yang ditunjukkan dengan banyaknya bidang olahraga yang ia bisa sejak SD seperti karate dan sepak bola.
c.     Komplikasi
Dalam transkrip hasil wawancara, semua responden mengutarakan komplikasi yang mereka alami.
·      R1
Ujaran      : “karena ada beberapa hal emm dan lain sebagainya.”
Analisis    : komplikasi terjadi saat sesuatu hal menimpa R1 dan hal tersebut menghalanginy untuk menggapai impiannya menjadi dokter. Awalnya R1 tidak mengungkapkan apa yang terjadi pada saat itu dalam narasinya, namun setelah ditelusuri lagi ternyata penyebabnya adalah gagalnya R1 dalam ujian SMNPTN.
·      R2
Ujaran      : “Sebenarnya ada dua pilihannya. Awalnya tadinya mau ngambil Biologi antara Biologi sama Matematika.”
Analisis    : Komplikasi dalam cerita R2 terjadi saat ia memilih jurusan mata pelajaran yang akan diambil. R2 mengalami dilema antara Biologi atau matematika.
·      R3
Ujaran      : “Tapi karena saya suka mengajar.”
Analisis    : Dalam narasinya, yang menjadi permasalahan adalah jurusan R3 bukan dari bidang pendidikan namum passionnya adalah mengajar. Hal ini menimbulkan kebimbangan dalam dirinya sendiri
·      R4
Ujaran      : (Komplikasi 1) “begitu lulus SMA tu dilemma. Ada beberapa … sodara, menyarankan masuknya teknik sipil atau teknik industrI. Tapi buat om, ad om 1 ada bibi 2 menyarankan jadi guru aja, guru olahraga.”
(Komplikasi 2) “… ga masuk di UI ga di Unsri. Tapi orang tua menyarankan harus wajib kuliah di negeri.”
(Komplikasi 3) “Pada saat saya kuliah pada saat saya latihan ternyata banyak cedera dan kebetulan pada saat itu orang tua sudah sudah mau pension.”
Analisis    : Komplikasi yang diceritakan R4 bertingkat mulai dari dilema memilih jurusan dengan intervensi sana-sini, sampai kemungkinan-kemungkin yang sebelumnya tidak terfikirkan seperti cedera saat latihan dan juga orang tua yang pensiun. Dari tiga komplikasi yang di atas, klimaks terjadi pada komplikasi tiga dimana R4 harus menggantikan peran orang tuanya sebagai tulang punggung yang mengharuskannya menafkahi atau setidaknya membantu keluarganya dalam hal keuangan.
d.     Evaluasi
Dalam transkrip hasil wawancara semua reponden melakukan evaluasi terhadap permasalahannya.
·      R1
Ujaran          : “Jadi, terkalahkan jadi dokternya.”
Analisa     : Pada tahap ini, R1 menyadari bahwa ia tidak bisa masuk jurusan Kedokteran. Berangkat dari evaluasi ini akhirnya ia tidak terpuruk yang tetap melanjutkan hidup dengan memilih jalan yang lain, yaitu menjadi guru.
·      R2
Ujaran          : “cuma ngeliat kedepannya…”
Analisa     : Pada saat dilemma menghadang R2, ia tetap tenang dan melihat realita di sekitarnya. Ia mengevaluasi permasalahannya dengan mempertimbangkan prospek antara matematika dan biologi di masa yang akan datang.
·      R3
Ujaran          : “saya suka anak kecil”
Analisa     : Kesukaan R3 kepada anak-anak menjadi bahan evaluasi bahwa ia memang harus memilih profesi dari dunia pendidikan terutama disekolah yang terdapat banyak anak-anak.
·      R4
Ujaran      : “Toh sebelumnya udah aktif dibidang sepak bola.”
(Evaluasi komplikasi 1)
“pilihan terakhir saya masih inget pilihan duli cita-cita saya pengen ke UNJ.”
(Evaluasi komplikasi 2)
“dan kebetulan saya adalah anak pertama yang harus jadi tulang punggung keluarga.”
(Evaluasi komplikasi 3)
Analisa     : Ada tiga evaluasi yang ditemukan dalam ujaran R4. Evaluasi yang pertama terkait dengan komplikasi yang pertama, yaitu saat bingung untuk memilih jurusan ada sanak saudara yang menyaranakan untuk menjadi guru olahraga karena memang sebelumnya R4 telah lama bergelut dengan bidang olahraga. Selanjutnya evaluasi ke-2, setelah R4 tidak diterima pada SPMB ia mencoba mengevaluasi dirinya dan mencari jalan keluar dan ia teringat akan cita-citanya dulu. Evaluasi yang terakhir ialah saat orang tua R4 pensiun. Pertimbangan bahwa ia adalah anak pertama yang akan menggantikan posisi orang tua sebagai tulang punggung menjadi bahan evaluasi sebelum selanjutnya ia mencari resolusi dari permasalahannya.
e.     Resolusi
Berdasarkan transkrip hasil wawancara, setiap narasi memiliki resolusi. Berikut ialah analisa resolusi yang terdapat dalam transkrip hasil wawancara.
·      R1
Ujaran          : “akhirnya saya beralih profesi menjadi guru”
                  “saya pengen banget jadi dokter otomatis saya ambil kebetulan saya ambil bidangnya biologi. Jadi dengan saya belajar biologi. Saya juga bisa belajar pelajaran dokter..”
Analisa     : Solusi yang diambil R1 terhadap permasalahan yang ia hadapi ialah mengambil jurusan yang hampir mirip dengan dokter yaitu biologi. Dengan itu, rasa kecewanya sedikit terobati. Selain itu, dari ungkapan yang diutarakan R1 terkesan bahwa R1 tidak menyesal walau ditakdirkan menjadi seorang guru bukan sebagai dokter..
·      R2
Ujaran      : “Ngeliat ke depannya kayanya Matematika peluangnya lebih besar dibanding Biologi”
Analisa     : Setelah melihat prospek perkembangan kedepan, akhirnya R2 memilih Matematika karena ia menganggap perkembangan Matematika akan lebih pesat dibandingkan dengan Biologi. Maka dari itu, memilih Matematika ia anggap sebagai solusi yang tepat dari permasalahannya.
·      R3
Ujaran      : “Jadi saya memilih profesi sebagai seorang guru.”
Analisa     : Untuk menanggulangi permasalahan dalam dirinya sendiri, R3 akhirnya mengambil keputusan untuk menjadi seorang guru.
·      R4
Ujaran      : “Akhirnya saya mengambil keputusan pada saat itu, saya coba ngikutin om yang menyarankan untuk jadi kontraktor yang disarankan untuk jadi apa teknik sipil. Akhirnya pas SPMB saya ambil kesempatan teknik sipil.”
(Resolusi Komplikasi 1)
“Akhirnya saya tes lah ke UNJ. Itu tes terakhir. Pada saat itu hanya dapat tes kemampuan cabang. Dan Alhamdulillah masuk, di situ saya coba masuk UNJ tapi masih tetep cita-cita pengen jadi pemain sepak bola atau pelatih”
(Resolusi Komplikasi 2)
“Maka saya ambil keputusan gimana saya harus dapet cepet bekerja. Dan pada saat itu saya berfikirnya, pekerjaan yang paling cepat saya dapet adalah sebagai guru “
(Resolusi Komplikasi 3)
Analisa     : Dalam narasi R4, setiap komplikasi memiliki solusi. Solusi yang pertama ialah ia memilih SPMB dengan jurusan teknik sipil. Setelah hasil tes keluar dan dinyatakan tidak lulus, ia memilih UNJ. Saat orangtua pension, guru lah profesi yang dipilih karena ia menganggap guru adalah profesi yang paling mudah ia dapatkan.
f.      Koda
Berdasarkan hasil analisa terhadap transkrip wawancara, hanya terdapat dua responden yang memunculkan koda, yaitu R1 dan R4.
·      R1
Ujaran     : “Dan nanti saya akan mencetak dokter. Gitu. Kedepannya sih seperti itu.”
Analisa     : R1 menggunakan ungkapan di atas sebagai penutup ceritanya. Selain itu, ia lebih menekankan lagi bahwa keinginannya di masa yang akan datang akan seperti yang ia harapkan (seperti dalam ceritanya)
·      R4
Ujaran       : “karena buat jadi pemain sepakbola sudah kalah bersaing karena banyak cedera, pelatih juga belum cukup kemampuannya. Akhirnya, ngambil guru. Gitu.”
Analisa     : Ungkapan di atas digunakan R4 untuk mengakhiri ceritanya. Dari ungkapan tersebut terlihat bahwa guru merupakan pilihan terakhirnya.

Dari hasil analisa di atas, keenam struktur narasi Labov dan Waletzky beserta eksistensi elemennya dapat dilihat melalui table di bawah ini.
Responden
Struktur Narasi
Abstrak
Orientasi
Komplikasi
Evaluasi
Resolusi
Koda
1
2
-
-
3
-
-
4
Tabel 1.1 Struktur Narasi Responden
Berdasarkan tabel 1.1, dapat disimpulkan bahwa tidak semua narasi memiliki enam elemen yang diajukan Labov dan Waletzky (1976). Selain itu, elemen yang pasti muncul dalam setiap narasi ialah orientasi, komplikasi, evaluasi dan resolusi.

4.2.  Analisa Alur Cerita (plot)
Alur cerita atau yang sering juga dikenal dengan plot merupakan suatu unsur yang terdapat dalam suatu narasi. Menurut Eriyanto (2013: 16), alur (plot) adalah peristiwa yang eksplisit ditampilkan dalam teks. Dengan kata lain, alur ialah jalan cerita yang ditampilkan dalam suatu wacana. Untuk memahami suatu cerita kita perlu memahami alur. Maka dari itu alur sangatlah penting bagi sebuah cerita. Dalam narasi biasanya, narator menyajikan atau memodifikasi alur (urutan peristiwa tidak mengikuti kronologi waktu) sehingga cerita menjadi lebih menarik. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bawah dalam narasi lisan kebanyakan alur ceritanya memilik struktur yang dapat diilustrasikan seperti gunung. Namun tidak semuanya seperti gunung karena ada pula yang seperti pegunungan. Walaupun berbeda, jika diamati lebih dalam akan terlihat konsep yang sama yaitu dimulai dari keadaan biasa atau tenang, lalu muncul permasalahan, dan kemudian mengatasi permasalahan tersebut.

4.3.  Analisa Pandangan: Narasi sebagai sarana mengekspresikan pandangan
Narasi bukan hanya deskripsi dari rentetan peristiwa yang telah terjadi. Melainkan, dapat menjadi sarana untuk mengungkapkan pandangan narrator tentang sesuatu. Berikut ini ialah pandangan responden mengenai profesi guru yang dianalisa dari tuturannya:
·      RI
“Dan nanti saya akan mencetak dokter. Gitu. Kedepannya sih seperti itu.”
Dari tuturan di atas yang terdapat pada elemen koda, dapat disimpulkan bahwa RI melihat profesi guru sebagai profesi yang berperan penting dalam membangun generasi muda guna memajukan bangsa. Ia pun menganggap profesi guru adalah profesi yang hebat dan berada di atas profesi dokter karena seorang guru dapat mencetak dokter.
·      R2
“awalnya waktu pas sma itu termotifasi sama guru sama itu karena cara ngajarnya tu enak”
Melalui tuturan di atas yang terdapat pada elemen orientasi, R2 berpandangan bahwa guru ialah suatu sosok yang patut untuk ditiru. Selain itu, guru dapat menjadi motivator bagi siswa siswinya.
·      R3
“Awalnya saya bukan seseorang yang belajar tentang pendidikan. Saya backgroundnya adalah sastra dan sama sekali tidak belajar yang namanya pendidikan”
Dari ujaran di atas yang terdapat pada elemen orientasi, R3 berpendapat bahwa profesi guru ialah profesi yang dapat dijalani meski tidak memiliki latar belakang pendidikan.
·      R4
“karena buat jadi pemain sepak bola sudah kalah bersaing karena banyak cedera, pelatih juga belum cukup kemampuannya. Akhirnya, ngambil guru. Gitu”
Tuturan di atas terdapat pada elemen koda. Melalui tuturan tersebut, dapat disimpulkan bahwa profesi guru adalah profesi yang mudah didapat. Artinya, profesi ini banyak dibutuhkan dan masih memiliki lapangan kerja yang luas. Sayangnya, dengan membandingkan profesi guru dengan profesi lain, seolah-olah R4 beranggapan bahwa untuk menjadi guru, seseorang tidak harus memiliki kemampuan yang bagus, seadanya saja sudah cukup.

5.      Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa terhadap transkrip hasil percakapan, peneliti menyimpulkan bahwa tidak semua narasi lisan mengandung enam elemen struktur narasi yang diutarakan Labov dan Waletzky (1976). Walaupun memang enam elemen tersebut terdapat dalam beberapa narasi. Selain itu, untuk memahami alur dari sebuah narasi setidak-tidaknya harus ada empat elemen utama yaitu, orientation, complication, evaluation dan resolution. Elemen-elemen ini lah yang sangat berperan penting untuk membangun sebuah narasi sehingga cerita menjadi menarik.
Alur narasi dalam kisah hidup manusia dapat diibaratkan seperti sebuah gunung. Akan tetapi ada pula yang seperti pegunungan dimana ketinggian dari setiap puncak tidak sama. Artinya, seseorang akan menanjak dari bawah dan sampai pada puncak permasalahan. Ketika ia mulai turun untuk mencari solusi, sebelum pemecahan masalah dapat ditemukan akan muncul masalah baru yang membuat ia kembali naik ke atas (lain puncak). Lalu, ia akan mencari solusi lagi. Begitu seterusnya hingga permasalahannya terpecahkan satu demi satu dan ia kembali turun dari pegunungan tersebut. Hal ini menggambarkan perjalanan hidup manusia yang panjang dan menarik untuk diceritakan karena kita dapat belajar melalui pengalaman tersebut. Dengan demikian, setiap pengalaman hidup mengandung arti dan makna tertentu dan dapat menjadi bahan evaluasi bagi naratornya sendiri maupun orang lain yang mendengar ceritanya.
Selain dapat digunakan untuk bahan evaluasi, narasi juga dapat digunakan untuk melihat pandangan seseorang mengenai sesuatu. Dari hasil analisa terhadap narasi lisan dari para responden, ditemukan pandangan mereka mengenai sosok guru berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena mereka memiliki pola pikir dan pandangan yang berbeda-beda. Namun, penelitian ini menemukan bahwa pandangan seseorang dapat ditemukan pada dua elemen yaitu orientasi dan koda. Dalam narasi yang memiliki struktur  lengkap (enam elemen), pandangan dapat ditemukan pada koda. Sedangkan dalam narasi yang tidak memiliki koda, pandangan ditemukan pada elemen orientasi.


Daftar Acuan
Elliot, Jane. 2005. Using Narrative in Social Research. London: Sage Publications
Eriyanto. 2013. Analisis Naratif: Dasar-dasar penerapannya dalam analisis teks berita media. Jakarta: Kencana
Herman, Luc. & Bart Vervaeck. 2001. Handbook of Narrative Analysis. USA: University of Nebraska Press
Johnstone, Barbara. 2008. Discourse Analysis 2nd Ed. UK: Blackwell Publishing
Labov, William & Joshua Waletzky. 1967. Narrative analysis: Oral versions of personal experience. In J. Helm (ed.). Essays on the Verbal and Visual Arts. Saettle: University of Washington Press, pp. 12-44
Renkema, Jan. 2004. Introduction to Discourse Studies. Amsterdam: John Benjamins Publishing Company
Webster, Leonard & Patricie Mertrova. 2007. Using Narrative Inquiry as a Research Method. Oxon: Routledge


No comments:

Post a Comment