Saturday, June 20, 2015

Anthony Giddens dan Teori Strukturasi


A.   Pendahuluan
Anthony Giddens lahir pada tanggal 18 Januari 1938 di London. Ia menempuh pendidikan di Universitas Hull (B.A) dan di The London School of Economic (M.A) dan di Universitas Cambridge (Ph.D). Pada tahun 1961, ia menjadi dosen di Universitas Leicester. Karya pertama Giddens pada tahun 1961 mengulas tentang masalah bunuh diri. Pada tahun 1969, ia menjadi dosen di Universitas Cambridge dan menjadi anggota King’s College. Bukunya pertamanya yang berjudul The Class Structure of Advanced Societies (1975) membawanya pada penghargaan international. Setelah itu, ia menerbitkan sejumlah karya teoritis penting dan ia pun semakin dikenal di dunia sebagai teoritikus sosial Inggris.
Sebagai seorang ilmuan, Giddens berpengaruh dalam teori sosiologi lebih dari dua dekade dan berperan penting dalam membentuk sosiologi Inggris pada masanya. Pada tahun 1984, karyanya yang berjudul The Constitution of Society: Outline of the Theory of Society mencapai puncaknya. Dalam buku tersebut, ia membangun perspektif teorinya sendiri yang dikenal dengan teori strukturasi. Tahun 1985, ia pun diangkat menjadi Profesor Sosiologi di Universitas Cambridge. Selain itu, Giddens merupakan pendiri dari Polity Press, sebuah perusahaan penerbitan yang sangat aktif dan berpengaruh terutama dalam teori sosiologi. Selanjutnya pada tahun 1987, Giddens menerbitkan buku ajar yang berjudul Sosiology. Buku yang ditulisnya dengan menggunakan gaya Amerika ini meraih kesuksesan yang luar biasa sehingga dijadikan buku pegangan dalam kuliah-kuliah sosiologi di berbagai universitas di dunia.
Beberapa tahun kemudian, Giddens kembali menerbitkan beberapa buku seperti Modernity and Self-Identity (1991) dan The Transformation of Intimacy (1992). Setelah itu, Perdana Menteri Inggris Tony Blair meminta Giddens untuk menjadi salah seorang penasihat. Pada tahun 1997, Giddens pun menjabat sebagai direktur London School of Economic. Hal ini membuktikan peranan Giddens sebagai ilmuan sangat diperhitungkan dan kredibilitasnya tidak diragukan lagi.


B.    Struktur dan Strukturasi
Teori strukturasi yang diusung oleh Anthony Giddens berlandasan pandangannya mengenai struktur. Bagi Giddens istilah struktur mengacu pada perangkat aturan dan sumber daya yang bergerak yang digunakan oleh agen untuk bertindak (Yusuf, 2014). Menurutnya, ada tiga jenis struktur dalam sistem sosial yaitu signifikasi, legitimasi dan dominasi. Pertama ialah signifikasi (penandaan). Penandaan maksudnya adalah menghasilkan makna melalui jaringan bahasa yang terstruktur seperti kode semantik, skema interpretif dan praktek diskursif (Lamsal, 2012). Dalam hal ini Giddens memperluas peran aktor untuk dapat menafsirkan dan memanipulasi bahasa terstruktur oleh makna interpretatif. Jenis yang kedua ialah legitimasi yaitu memproduksi tatan moral melalui norma-norma sosial yang telah ternaturalisasi, nilai-nilai dan standar. Yang terakhir ialah dominasi. Dominasi berfokus pada produksi kekuasaan, yang berasal dari kontrol sumber daya.
Giddens (dalam Nashir, 2012) memformulasikan konsepnya mengenai struktur, sistem dan strukturasi dalam tabel berikut ini.

Struktur
Sistem
Strukturasi
Aturan dan sumber daya atau seperangkat relasi transformasi, terorganisasi sebagai kelengkapan-kelengkapan dari sistem sosial.
Relasi-relasi yang direproduksi di antara para aktor atau kolektivitas, terorganisasi sebagai praktik-praktik sosial regular.
Kondisi-kondisi yang mengatur keterulangan atau transformasi struktur-struktur, dan karenanya reproduksi sistem-sistem sosial itu sendiri.

Suatu struktur memungkinkan keberadaan prakti-praktik sosial bersifat sistemik Dengan kelengkapan-kelengkapan struktural itu. Maka dari itu Giddens (dalam Nashir, 2012) memaknai struktur sebagai perangkat aturan dan sumber daya yang terorganisasi secara rutin, berada di luar ruang dan waktu, tersimpan dalam koordinasi dan instansiasinya dalam bentuk jejak-jejak ingatan, dan ditandai dengan ketidakhadiran subjek.

Struktur memiliki kapasistas ganda, baik mengekang maupun mendorong agensi manusia. Namun saat agen (individu/kelompok) memilik kuasa untuk memproduksi tindakan juga berarti saat melakukan reproduksi salam konteks menjalani kehidupan sosial sehari-hari. Salah satu proposisi utama teori strukturasi adalah bahwa aturan dan sumber daya yang digunakan dalam produksi dan reproduksi tindakan sosial sekaligus merupakan alat reproduksi sistem (dualitas struktur).
Jadi, pada dasarnya teori strukturasi lebih memusatkan perhatian kepada praktik sosial yang terus berulang yang esensinya adalah sebagai teori yang menghubungkan agen dan struktur. Maka dari itu, teori ini kebanyakan mengulas tentang agen dan struktur.

C.    Hubungan antara Agen dan Struktur
Menurut Giddens (dalam Nashir, 2012) struktur hanya ada di dalam dan melalui aktivitas agen manusia. Hubungan antar keduanya dapat dilihat dari peranan struktur yang berupa aturan-aturan dan peranan agen sebagai sesuatu yang diberdayakan oleh struktur dan juga dapat mendukung kelangsungan hidup struktur itu sendiri. Jadi dapat dikatakan bahwa peran agen sangatlah penting dalam suatu struktur. Dengan demikian, hubungan antara agen dan struktur tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya (Giddens, 1984).
Ada dua istilah yang digunakan Giddens, yaitu agen dan agensi. Agen ialah istilah yang mengacu pada individu atau kelompok yang memiliki kemampuan untuk memproduksi dan mentransformasi struktur. Sedangkan agensi ialah istilah yang digunakan Giddens mengacu pada tindakan dasar manusia dan kegiatan yang dihasilkannya (Lamsal, 2012).
Giddens (1984: 5) mengemukakan bahwa model stratifikasi agen dapat direpresentasikan melalui tiga tindakan. Tindakan-tindakannya ialah sebagai berikut:
1.     Reflexive monitoring of action
Tindakan reflektivitas monitor ialah sebuah tindakan untuk instrospeksi diri yang dilakukan terus menerus baik dengan hanya melibatkan dirinya sendiri ataupun dengan melibatkan orang lain.
2.     Rationalization of action
Tindakan rasionalisasi maksudnya ialah para aktor secara rutin mempertahankan pemahaman teoritis yang mendasari tindakan mereka.
3.     Motivation of action
Tindakan ini lebih mengacu kepada potensi dari tindakan tersebut.
Dalam teori strukturasi, Giddens (1984: 7) memaparkan bahwa ada tiga tingkatan kesadaran yang dimiliki agen. Berikut ialah tiga tingkatan kesadaran tersebut:
1.     Discursive Consciousness
Kesadaran Diskursif meliputi apa yang mampu dikatakan (eksprsi verbal) oleh para aktor tentang kondisi sosial dan tindakannya sendiri. Hal ini lebih didasari pada proses merefleksikan pengetahuan dan menjelaskan alasan dari tindakan yang dilakukan
Contoh:
Saat seoraang wanita ingin memilih pakaian, ia harus betul-betul memikirkan beberapa aspek seperti kemana ia akan pergi, kendaraan apa yang digunakan, bagaimana cuaca yang sedang berlangsung. Hal-hal tersebut mempengaruhi proses pemilihan pakaian yang akan dikenakan dan wanita tersebut mempunyai beberapa alasan untuk memilih satu pakaian yang dirasa cocok. Kesadaran yang ada pada wanita tersebut dapat dikategorikan sebagai kesadaran diskursif.
2.     Practical Consciousness
Kesadaran Praktikal mencakup apa yang aktor ketahui (percayai) tentang kondisi sosial dan tindakannya sendiri. Biasanya tindakan yang membutuhkan kesadaran praktikan adalah tindakan yang bersifat personal dan terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh:
·      Mencuci tangan sebelum makan
·      Melepaskan topi saat berada dalam ruangan
·      Membuka pintu untuk memasuki rumah yang tertutup
3.     Unconciousness motive/cognition
Motif atau kognisi tidak sadar lebih mengacu pada potensi dari tindakan para aktor. Menurut Giddens (dalam Ivonilia, 2009), motif tidak sadar dapat dijelaskan melalui tindakan yang dilakukan secara tidak sengaja.
Contoh:
Ketika A menjatuhkan suatu benda, B secara reflek mengambil benda tersebut. Tindakan B dapat dilihat sebagai tindakan dengan tidak sadar. Untuk memastikan hal itu, diperlukan konfirmasi ulang terhadap B akan tindakan yang dilakukannya.

D.   Kritik terhadap Teori Strukturasi
Teori strukturasi ini tidak lepas dari kritik-kritik para ahli. Berikut ialah kritik dari Byrand dan Jary (2001) dan Ian Craid (1992):
1.     Byrand dan Jary (2001, dalam Yusuf 2014) berpendapat bahwa teori strukturasi Giddens terlalu abstrak dan kurang jelas. Dalam kritiknya, mereka menyarankan empat hal yang harus dilakukan agar teori ini menjadi riset empiris. Keempat hal tersebut ialah sebagai berikut
a.     Fokus pada penataan-penataan lembaga lintas waktu dan ruang.
b.     Perubahan-perubahan pada lembaga harus menjadi perhatian sentral dalam rentang sejarah (dalam ruang-waktu).
c.     Para peneliti harus lebih peka terhadap cara-cara yang digunakan para pemimpin lembaga untuk mengganggu dan mengubah pola-pola sosial.
d.     Para strukturasionis harus peka memperhatikan dan peka terhadap temuan-temuan dunia sosial.
2.     Ian Craib (1992, dalam Yusuf, 2014) juga mengkritik teori strukturasi. Dari semua kritik yang ada, kritik dari Crain ini lah yang paling sistemasis. Berikut adalah kritiknya:
a.     Secara ontologis, pemikiran Giddens kurang mendalam.
b.     Upaya Giddens untuk mensistesiskan teori tidak mempertautkan dengan baik kompleksitas dunia sosial.
c.     Giddens kurang memiliki dasar yang cukup untuk analisis kritis terhadap masyarakat modern.
d.     Teori Giddens yang eklektis itu membuat tumpukan potongan-potongan dan pecahan teoritis yang tidak dipersatukan dengan baik.

E.    Penutup
Teori strukrutasi Giddens merupakan teori eklektik yang menggabungkan beberapa teori seperi strukturalisme, fungsionalisme, marxisme, hermeneutika, dan fenomenologi. Selain itu, teori ini juga merupakan upaya yang dilakukan Giddens untuk menggabungkan agen dan struktur. Tidak dipungkiri bahwa konsep Giddens mengenai strukturasi terkadang terbilang rumit. Apalagi jika pembahasannya masuk pada konsep agen, agensi, struktur, sistem, sumber daya dan kekuasaan. Akan tetapi konsep dari teori strukturasi ini memberikan pandangan baru bahwa kekuasaan tidak sepenuhnya milik struktur, ada kalanya agen juga memegang kekuasaan atas struktur.

Daftar Acuan
Giddens, Anthony. 1984. The Constitution of Society. Cambridge : Polity Press
Ivonilia. 2009. Gerakan 3R dalam Pengelolaan Sumpah di Jepang sebagai Praktik sosial: Analisis dari Teori Strukturasi Giddens. Depok: FIB UI
Lamsal, Mukunda. 2012. The Structuration Approach of Anthony Giddens. Himalayan Journal of Sociology & Antropplogi. Vol. 5
Nashir, Haerdar. 2012.  Memahami Strukturasi Dalam Perspektif Sosiologi Giddens. Yogyakarta: Universitas Yogyakarta. Page 1-9.

Yusuf, Akhyar. 2014. Postmodernisme: Teori dan Metode. Jakarta: Rajawali Pers

No comments:

Post a Comment