THE DETERMINANTS OF SETTLEMENT
PATTERNS
Bruce Trigger
Setiap jenis
bangunan pasti memiliki hubungan sejarah dengan kelompok masyarakat yang
menghuni atau membuatnya. Pada struktur masyarakat yang kompleks, mereka memiliki
berbagai jenis tipe rumah seperti candi, benteng, makan dan jenis
bangunan-bangunan lainnya. Sedangkan pada masyarakat yang sederhana mungkin
hanya ada satu jenis tipe rumah dan itu pun cenderung seragam antara satu
dengan yang lain. Walaupun demikian, satu tipe ini pun dalat mewakili akomodasi
dari berbagai faktor.
Salah satu
faktornya ialah rezim subsisten dari masyarakat itu sendiri. Misalnya, orang
yang bermigrasi lebih memilih untuk memiliki rumah yang mudah untuk dibangun
dan mudah untuk diangkut. Bahkan ada kecenderungan untuk menggunakan material
yang mudah didapat contohnya seperti Portable
Tepee dari Plains Indians, tenda Light
goat-hair dari Arab Bedouin, dan Yurt
dari gembala Mongolia. Pada Yurt,
tenda dibangun sedemikian rupa sehingga dapat digunakan dalam musim dingin
sekalipun. Maka dari itu, sebuah rumah dapat dilambangkan sebagai usaha untuk
menghadapi tantangan yang datang dari lingkungan dengan menggunakan bahan
bangunan yang berasal dari lingkugan itu sendiri.
Menurut Fitch dan
Branch (1960), rumah-rumah di berbagai wilayah di dunia beradaptasi dengan
lingkungannya. Berikut ialah beberapa contoh rumah yang beradaptasi dengan
lingkungannya:
a)
Igloo, rumah dari
Eskimo Tengah ini dibuat dengan cepat dan dengan bahan yang sudah ada, yaitu
es. Bagian atap sengaja dibuat seperti kubah agar dapat menopang terjangan
angin musim dingin. Selain itu, bentuk dari Igloo sendiri menghambat rasa
dingin masuk ke rumah sehingga suhu panas di dalam Igloo tetap terjaga.
b)
Rumah- rumah suku
Pueblo Indians yang berasal dari Baratdaya Amerika berada pada iklim gurun
dimana mengharuskan mereka membangun rumah yang berasal dari batu tanah liat.
Sehingga, ketika siang hari saat cuaca sedang panas, tanah liat ini dapat
menyerap panas. Bukan hanya itu, tanah liat ini pun dapat melindungi mereka
dari hawa dingin.
c)
Rumah yang berada
pada wilayah yang basah atau daerah tropis cenderung memperbanyak ventilasi
untuk sirkulasi udara. Pada rumah-rumah diiklim ini, lantai pun dipergunakan
untuk mengurangi kelembapan dan menghindarkan dari binatang liar.
Pandangan Fitch dan Branch (1960) memang benar adanya,
namun jika ditelurusi lebih dalam lagi bukan hanya lingkungan yang mempengaruhi
bentuk atau struktur sebuah rumah. Ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi
perbedaan jenis rumah, yaitu:
a)
Keterampilan
Pembangun dan Teknologi
Dalam masyarakat yang berbeda, tentunya teknik
pembangunan yang lakukan juga berbeda. Hal ini pun mempengaruhi pemilihan bahan
baku untuk pembangunan. Dengan demikian, rumah yang akan dibangun pun juga akan
berbeda.
b)
Struktur Keluarga
Struktur keluarga sangat mempengaruhi ukuran dan layout
dari sebuah rumah. Misalnya, keluarga yang memiliki anak banyak akan cenderung
membangun rumah yang memiliki kamar yang banyak disesuikan dengan kebutuhannya.
c)
Bentuk Organisasi
Keluarga
Bentuk Organisasi keluarga juga mempengaruhi. Seperti
‘rumah panjang’ berkaitan dengan garis keturunan.
d)
Kekayaan dan
Pangkat
Seiring berjalannya waktu, tingkat kesejahteraan
masyarakat pun berubah. Bagi masyarakat yang berasal dari kalangan atas,
memiliki rumah yang mewah dan megah ialah bukti kesuksesan mereka. Hal ini
dapat mempengaruhi bentuk rumah pada setiap tingkatan. Jadi bentuk rumah dapat
mencerminkan kekayaan dan pangkat seseorang.
e)
Kepercayaan
Masyarakat
Keyakinan agama dapat memperngaruhi jenis rumah dan juga
bangunan lain seperti kuil, candi dan makam.
f)
Lembaga Politik
Di daerah dimana kejahatan sering terjadi, masyarakat
memilih tipe rumah yang keamanannya terjaga. Seperti rumah dengan bentuk pagar
yang runcing dibagian atasnya sehingga menyulitkan orang yang ingin berniat
jahat.
g)
Selera dan Fashion
Sebuah rumah dapat mencerminkan selera fashion individu
atau kelompok. Hal ini dapat terlihat dari tata ruang, penempatan barang-barang
dan lain sebagainya.
Komentar
Perbedaan
tipe bangunan memang banyak diperngaruhi oleh faktor-faktor yang sudah dijelaskan
diatas. Perbedaan individu lah yang sebenarnya menjadi inti dari perbedaan itu.
Namun karena individu ini berada pada suatu lingkungan masyarakat tertentu dan
ia dipengaruhi oleh relativitas budaya pada masyarakat itu maka perbedaan
individual ini tidak terlalu terlihat. Yang terlihat ialah lingkungan
masyarakat dimana ia tinggal.
Uniknya
walaupun berbeda rumah-rumah ini sama-sama mengalami perkembangan mengikuti
perkembangan zaman dan tentunya ke arah yang lebih baik. Dahulu rumah-rumah di
pedesaan di daerah Kutoarjo Jateng kebanyakan atau bahkan hampir semua
menggunakan dinding yang berasal dari anyaman bambu namun sekarang seiring
berkembangnya zaman dinding anyam sudah beregenerasi digantikan dengan batu
bata dan campuran lainnya sehingga menjadi lebih kokoh. Jika rumah digambarkan
sebagai kearifan local suatu kebudayaan maka dalam hal ini terlihat suatu budaya
berkembang dari waktu ke waktu.
Satu hal
yang perlu diingat bahwa apapun perbedaannya (baik dari segi struktur, bahan
baku, teknologi, kepercayaan agama, maupun seleranya) sebuah rumah ialah sebuah
bangunan yang diharapkan akan memayungi kita dari berbagai ancaman. Maka dari
itu, bangunan rumah haruslah kokoh sehingga dapat memberikan rasa aman dan
nyaman saat kita berada didalamnya.
Referensi
Trigger, Bruce. 1978. The Determinants
of Settlement Patterns. Time and
Tradition. Edinburg: Edinburg University Press. 167-93.
No comments:
Post a Comment